Saturday, May 6, 2017

Defying World Chapter 39

Chapter 39

Tertebas Semua


Tingkat penyerapan metode kultivasi Naga Api Emas sangat tinggi, dalam sekejap 50 inti binatang setan Alam Prajurit dan 5 inti binatang setan Alam Panglima yang sebelumnya berwarna – warni dalam sekejap warnanya terus memudar.

Sementara Zen Kagendra bersiap menerobos ke Alam Panglima di luar candi, Kemang Laras yang berada di bagian dalam ruang candi sudah waspada dan menggenggam pisau panjang di tangan kanannya.

Segera setelah itu di depan Kembang Laras muncul 5 bayangan pendekar Alam Prajurit tingkat 5, masing-masing prajurit di depan Kembang Laras juga sudah menggenggam pisau panjang di tangan kanan mereka, saat melihat ini Kembang Laras semakin menggenggam erat pisau panjang ditangan kanannya dan sedikit bergumam.

“5 pendekar Alam Prajurit? Ini berlebihan...”, Kembang Laras bergumam dengan suara lirih, dia mengeluh tentang ketidak adilan musuh di depanya.

Perlu di ingat Kembang Laras hanya baru saja memasuki lantai pertama candi, padahal candi yang dia masuki adalah bertingkat enam, dia berpikir ‘lalu bagaimana tentang lantai berikutnya? Bukankah akan semakin sulit?’

Melihat Kembang Laras tidak kunjung menyerang, lima bayangan pendekar di depanya tidak menunggunya, mereka Langsung melompat ke arah Kembang Laras sambil menyodorkan pisau ke arahnya untuk menusuk dadanya.

Kembang Laras yang melihat ini segera panik, dia buru - buru melompat ke belakang untuk mencoba menghindar dari serangan 5 bayangan pendekar di depannya, tapi bagaimana bisa Kembang Laras yang hanya seorang pendekar Alam Prajurit tingkat 5 menghindari serangan langsung kelima bayangan pendekar yang juga Alam Prajurit tingkat 5.



Menyadari tidak bisa menghindari serangan, Kembang Laras melompat ke kanan dengan menggunakan dorongan pada kaki kirinya, dengan cepat tubuh Kembang Laras berpindah ke kanan, tapi itu masih kurang cepat untuk menghindari semua serangan kelima pendekar, tapi Kembang Laras tidak bodoh, dia langsun menggunakan pisau panjang di tanganya untuk menangkis serangan.

“Diing..”

Terdengar suara bentrokan pisau panjang Kembang Laras dengan salah satu pendekar, Kembang Laras lalu berteriak dan langsung kembali menyerang ke depan.

“Menebas Daun”, Kembang Laras menggunakan keterampilan bela diri untuk menebas ke arah perut salah satu bayangan.

Tapi sebelum pedang kembang Laras menebas bagian perut salah satu pendekar, empat bayangan pendekar lainnya sudah bergerak, satu bergerak ke depan Kembang Laras untuk menangkis serangan.

“Diing..”

Suara pedang Kembang Laras tertangkis terdengar di dalam ruan candi, tubuh Kembang Laras mundur beberapa langkah ke belakang.

Tapi ketika tubuh Kembang Laras tidak stabil dan mundur ke belakang, tiga bayangan pendekar sudah berada di belakang tubuhnya mencoba untuk menusuk punggungnya.

Menyadari ini Kembang Laras tidak mau pasrah, dia meggunakan keterampilan gerakan dan menggunakan kaki kananya sebagai poros perputaran tubuhnya dan berbalik ke belakang untuk menangkis serangan.

“Diing..”

“Diing..”

“Diing..”

Tiga tusukan pisau panjang dari tiga pendekar bayangan berhasil oleh Kembang Laras, tapi itu tidak selesai, setelah menangkis Kembang Laras tidak menunggu dan langsung menebaskan pisau panjangnya ke salah satu bayangan di depanya.

“Puuff..”, terdengar suara tebasan pisau mengenai perut bayangan dan tubuhnya langsung memudar.

Melihat salah satu rekanya sudah terbunuh pisau panjang Kembang Laras, ke empat bayangan tidak tinggal diam, mereka langsung melompat dan mencoba menyerang Kembang Laras dengan tebasan pedang.

“Swooosh..”

“Swooosh..”

“Swooosh..”

“Swooosh..”

Kembang Laras yang terdesak oleh ke empat serangan para bayangan segera bergerak, dia melompat dan menggunakan keterampilan bela diri,

“Pisau Daun Berguguran”

Tubuh Kembang Laras berbutar di udara dan menangkis setiap serangan pisau yang dia arahkan padanya,

“Diing..”

“Diing..”

“Diing..”

“Diiing..”

Ke empat bayangan terpental dan mundur beberapa langkah ke belakang.

Kembang Laras yang melihat ini tidak mengulur waktu, dia berpijak di tanah dan segera menyerang ke arah dua bayangan,

“Menebas Daun”, Kembang Laras berteriak dan melompat ke arah dua bayangan sambil menebaskan pedangnya.

“Ppuuuff...”, terdengar suara besi mengiris daging, dada dua bayangan tertebas oleh pisau panjang Kembang Laras dengan sekali tebasan.

Dua bayangan itu segera kabur dan menghilang, keringat sudah membasahi dahi Kembang Laras, tapi dia tidak memilih untuk beristirahat, dia berbalik dan mengacungkan ke arah dua bayangan yang tersisa.

“Gelombang Gugur Daun”

Dengan cepat serangan Kembang Laras meluncur ke arah dua bayangan yang tersisa, dua bayangan tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa mencoba untuk menangkis serangan Kembang Laras dengan pisau di tangan, tapi bagaimana bisa sebuah keterampila bela diri di tangkis oleh gerakan biasa.

Melihat dua bayangan di depannya tidak mempunyai kesempatan untuk menghindar ataupun menangkis serangan Gelombang Gugur Daun yang menebas ke arah dada mereka, Kembang Laras menampilkan sedikit tersenyum.



“Pppuuuufff....”, suara pisau mengiris daging terdengar, suara itu adalah suara pisau panjang Kembang Laras yang menebas dada ke dua bayangan yang tersisa.

Setelah dada mereka tertebas oleh pisau panjang, tubuh kedua bayangan yang terluka parah segera memudar dan langsung menghilang.

Melihat tidak ada lagi musuh di depannya, Kembang Laras tidak bisa menahan senyum gembira di wajahnya, tapi setelah beberapa saat ada cahaya hijau yang muncul di belakangnya.

Menyadari ada sesuatu di belakangnya, Kembang Laras berbalik dan waspada terhadap segala sesuatu di sekitarnya, tapi ketika berbalik dia hanya melihat sebuah cahaya hijau bersinar terang di depanya. 






Share:

0 komentar:

Post a Comment