Saturday, April 15, 2017

Defying World Chapter 2

Chapter 2

Berlatih

Setelah membolak balik halaman buku metode kultivasi Zen Kagendra memutuskan untuk tidak memilih satupun alasanya karena metode kultivasi Naga Api Emas yang ada di ingatanya jauh lebih baik dari pada metode yang ada di perpustakaan.

“Selanjutnya biar aku lihat keterampilan bela diri”

Zen Kagendra segera menuju rak ketrampilan bela diri, rak keterampilan bela diri di sisi lain rak metode kultivasi disana ada tiga rak berdiri dan masing – masing rak terdiri dari empat tingkat. Rak pertama adalah keterampilan beladiri gerakan, rak kedua adalah keterampilan memperkuat tubuh, sedaangkan rak ketiga adalah keterampilan beladiri serangan.

Zen Kagendra memulai dari rak pertama untuk memlih gerakan segera dia menyapu pandanganya pada buku – buku di rak paling atas yaitu buku tingkat perak menengah dan rendah, dia membacanya satu persatu yang menarik perhatianya dan mulai membolak balik halaman buku. Keterampilan gerakan Kaki Petir terdiri merupakan keterampilan bela diri tingkat perak rendah dibagi menjadi 4 tahap, tahap pertama bergerak 10 langkah hanya dalam sekejap, tahap kedua bergerak dengan akselerasi bagai sambaran petir, ketiga berakselersi kali kapanpun bukan lagi hambatan, tahap empat merupakan puncak ketika berakselerasi akan menimbulkan suara – suara sambaran petir untuk menakuti lawan.

Keterampilan gerakan Bayangan Hantu merupakan tingkat perak menengah dibagi 3 tahap, tahap pertama bergerak ke sekitar akan semudah bagai hanya membutuhkan keinginan, tahap kedua akselerasi gerakan akan sulit dilihat oleh mata, tahap ketiga setiap gerakan akan berakselerasi bagai ledakan tapi aura kultivator akan disenyapkan hingga sulit untuk di deteksi.

Zen Kagendra merenungkan sejenak memikirkan antara dua keterampilan gerakan “Bukankah akan lebih baik Bayangan hantu? Bila dikombinasikan dengan pengalaman bertarungku, aku kira cukup bagus” segera setelah memilih keterampilan gerakan Bayangan Hantu dia menuju selanjutnya ke rak keterampilan perkuatan tubuh.

Di rak keterampilan perkuatan tubuh hanya ada satu keterampilan tingkat perunggu menengah dan satu keterampilan tingkat perak menengah, tanpa membuka dan memeriksa keterampilan perunggu lebih lanjut dia langsung membuka keterampilan perkuatan tingkat perak menengah 9 Dinding Tubuh Permata seperti namanya dibagi keterampilan ini dibagi 9 tahap, tahap pertama memperkuat kulit, tahap kedua memperkuat daging, tahap ketiga memperkuat tulang, tahap keempat kekuatan fisik akan bertambah dua setengah kali, tahap kelima tubuh akan tahan terhadap dingin yang ekstrim, tahap keenam tubuh akan tahan terhadap panas magma, tahap ketujuh tubuh akan tahan terhadap serangan senjata tingkat perak atau sejenis, tahap kedelapan pemulihan tubuh akan tiga kali lebih cepat, tahap kesembilan tubuh akan sekuat permata untuk menahan setiap ledakan.

Zen Kagendra untuk sementara tertegun dan bergumam “bukankah ini berlebihan? Ini hanya keterampilan tingkat perak menengah kan?” saat memikirkanya dia membolak balik halaman buku dan tiba di halaman terakhir buku dan melihat potongan kertas yang disitu tertulis ‘Buku adalah keterampilan tingkat emas menengah, tapi selama ini tidak ada yang pernah menguasainya lebih dari tingkat keempat, maka pada dasarnya buku akan dianggap sampah bila dikategorikan tingkat emas menengah’

Setelah membaca mata Zen Kagendra bersinar terang dengan keinginan, penuh dengan kegembiraan dia segera mengambil buku itu dan menuju rak keterampilan tempur yang berada di sebelah rak keterampilan perkuatan tubuh.

Pada rak keterampilan tempur jumlah buku – buku lebih banyak dari keterampilan gerakan dan keterampilan perkuatan tubuh, segera Zen Kagendra tidak repot – repot melihat buku yang peringkat rendah dan dia langsung melihat keterampilan tempur tingkat perak menengah dan rendah.

Keterampilan tempur Palm Bara Api, Palm Ledakan, Tendangan Bermata Tujuh, Tombak Penggebrak, Bayangan Panah, Mata Jiwa, Zen Kagendra terus mengacak – acak tumpukan buku dan pada tumpukan terakhir akhirnya dia melihat buku berjudul ‘Pedang Ankara’ dia membuka buku dan membacanya. Pada buku tertulis bahwa keterampilan Pedang Ankara tidak memiliki batas akan berkembang berdasarkan keahlian pengguna, setiap gerakan yang ditulis pada buku adalah gerakan awal yang setiap segmen bisa dikembangkan.

Mata Zen Kagendra cerah, “bukankah ini cocok untukku? Beradasarkan ingatanku aku sangat kuat, tapi aku tidak punya ingatan keterampilan beladiri apapun selain metode kultivasi Naga Api Emas, jika keterampilan ini berdasarkan keahlianku aku bisa mengembangkanya ketingkat yang sangat tinggi, aku pilih ini” dia mengambil buku keterampilan tempur Pedang Ankara dan memegangnya bersama Bayangan Hantu dan 9 Dinding Tubuh Permata, setelah memilih semua keterampilan dia menuju kamar pelatihan di lantai dua dan segera mulai pelatihan tertutup.

Di dalam kamar pelatihan Zen Kagendra mulai pelatihan, dia bersila dengan posisi meditasi dan mulai mengoperasikan Naga Api Emas, dengan segera semua energi alam disekitarnya tersedot olehnya dalam kecepatan yang mengagumkan mengisi dantian yang kosong.

“Nguuuung” suara berdengung berasal dari dantian Zen Kagendra

Energi alam mulai membanjiri dantian Zen Kagendra dan setiap energi yang masuk merambat ke meridian dan otot Zen Kagendra mulai merekronstuksi setiap sel pada tubuhnya, tulang – tulangnya mulai tersentuh energi emas.

Meskipun dia masih dalam kondisi bermeditasi dan matanya masih tertutup, senyum di bibirnya tidak bisa disembunyikan.

Setiap energi emas merekonstruksi bagian tubuhnya terutama tulang karena sesuai namanya metode kultivasi Naga Api Emas, energi yang masuk dalam tubuhnya akan diubah menjadi berwarna emas dan tulangnya direkronstruksi dan akan berubah menjadi tulang sekuat naga.

Beberapa jam berlalu hingga malam tiba Zen Kagendra masih pelatihan tertutup di kamar perpustakaan lantai 2, sementara itu di luar perpustakaan ayahnya Zen Kuranta sedang membuka pintu dan memasuki ruang perpustakaan.

“Raja apa yang bisa saya bantu?” tanya pria tua penjaga perpustakaan

“Apa Kagendra kemari? Dia belum kembali kekamarnya sejak siang tadi aku menyuruhnya membaca beberapa buku di perpustakaan” Zen Kuranta bertanya dengan wajah cemas

Pria tua tersenyum dan menjawab “Raja, tuan muda Zen Kagendra berada di kamari pelatihan lantai 2 dia sudah disana sejak siang tadi, apa perlu saya memanggilnya untuk menghadap Raja?”

Zen Kuranta tertegun sejenak lalu berbicara “Benarkah? Anak itu? Tidak perlu biarkan saja dia disana sampai dia bosan dengan pelatihanya, jika Anda ingin beristirahat Anda bisa bergantian dengan petinggi yang lain”

“Baik Raja” Pria tua itu menjawab sopan

Zen Kuranta langsung berbalik meninggalkan pintu perpustakaan sambil berjalan dia bergumam ‘apakah anakku benar benar jenius? Umurnya hanya berapa? Dia bahkan lebih rajin berlatih dari anak yang beberapa tahun lebih tua darinya’ Zen Kuranta menggeleng sambil tersenyum dan melanjutkan langkahnya meninggalkan perpustakaan.

Pada saat ini Zen Kagendra sudah mulai membuka matanya dan mengamati perubahan ekstrim pada tubuhnya, dia tersenyum lalu bergumam ‘bagus, aku sudah mencapai Alam Dasar tingkat 1 puncak hanya dengan sedikit usaha aku akan mencapai tingkat 2’ dia benar benar senang dengan perubahan kekuatanya.

“Tapi aku cukup kenyang untuk mengoperasikan Naga Api Emas lagi, biarlah sementara aku coba untuk berlatih keterampilan Bayangan Hantu dan Pedang Ankara” Zen Kagendra berbicara untuk dirinya sendiri

Metode pelatihan untuk keterampilan beladiri sangat berbeda dengan keterampilan metode kultivasi, untuk metode kultivasi dia hanya perlu menyalurkan energi alam ke dantianya sedangkan untuk keterampilan beladiri normalnya dia harus membuat gerakan – gerakan yang sesuai dengan buku keterampilan. Tapi untuk Zen Kagendra aturan itu tidak berlaku, karena dia mempunyai kemampuan presepsi tajam dari ingatan kehidupan masa lalunya dia hanya perlu mesimulasikan semua gerakan kedalam pikiranya dan kemampuan itu akan diserap oleh otaknya dan otomatis disinkronkan dengan tubuhnya bila akan menggunakanya.



Share: