Saturday, April 15, 2017

Defying World Chapter 1

Chapter 1

Aku terbangun, Zen Kagendra


Ditengah aula ada seorang balita laki – laki berusia sekitar enam tahun yang sedang bermeditasi, aula ini cukup luas untuk puluhan orang dewasa jika mereka ingin duduk bermeditasi menyerap energi alam dan menjadikanya energi dalam mereka.

“Jadi aku terbangun, sudah cukup lama enam tahun jiwaku tertidur.. tapi sudah berapa tahun sejak kejadian itu?”

“Tunggu, kejadian apa?? Kenapa aku tidak mengingatnya?”

Balita itu mengerutkan kening dan mencoba mencari di antara memori ingatanya dia sedikit berkeringat dan masih memejamkan matanya dan terus mencari, tapi selanjutnya dia menghembuskan nafas.

“Aku tidak ingat, aku hanya tau ingatanku terkompresi dan akan teringat saat aku memasuki Alam Raja?”

Balita itu bertanya-tanya tentang apa yang terjadi tapi dia masih sedikit bingung, lalu dia menatap kearah pintu karena terdengar ada langkah kaki yang memasuki aula.

“Tuan Muda Kagendra, sudah waktunya makan siang Raja memanggil Anda.. silahkan mengikuti saya” seorang pelayan wanita paruh baya tersenyum berbiacara, meski dia tidak cantik tapi pelayan itu masih wanita yang sedap di pandang.

“Emm” Kagendra mengangguk dan berdiri mengikuti pelayan itu.

Mereka berjalan dengan pelayan memimpin di depan, setelah melewati beberapa lorong dan taman Kagendra melihat ada pria paruh baya sedang duduk di meja makan disebelah taman dengan senyum menyambut Kagendra.

Kagendra terus memperhatikan keadaan sekitar dan melihat pria itu dengan senyum, pria paruh baya itu berbicara “Kagendra kemari ayo makan” pria itu tersenyum dan suaranya penuh dengan kasih sayang.

Kagendra juga tersenyum dan menjawab “Ya, Bapa” meski dia baru ingat kisah masa lalunya tapi ingatan dia tentang beberapa tahun ini masih jelas, dia terlahir sebagai putra mahkota kerajaan Zen dan ayahnya bernama Raja Zen Kuranta dia lahir di kerajaan Zen dan terlahir dengan darah kerajaan Zen, keluarga kerajaan Zen mempunyai ribuan anggota keluarga dan memfokuskan empat puluh persen untuk pelatihan jalan beladiri dan sisanya mengurus usaha dagang yang membentang antar kerajaan sekitarnya.

Setelah melihat Zen Kagendra duduk di meja makan pelayang yang menuntunya segera meninggalkan mereka ayah anak yang makan siang.

Zen Kagendra makan dengan lahap meski tubuhnya kecil tapi dia merupakan balita yang sangat aktif dan pikir ayahnya itu wajar untuk makan sebanyak hampir sama dengan porsi orang dewasa.

Setelah mereka berdua makan ayahnya terpikir sesuatu dan berbicara dengan Zen Kagendra “Kagendra bagaimana? Kau sudah mencapai Alam Dasar?” ayahnya berbicara dengan senyum.

Kagendra segera mengangguk untuk menjawab “Enm”

Ayahnya sejenak tertegun dan selanjutnya berbicara “Bagus bagus Alam Dasar berusia enam tahun dari semua sepupumu hanya kau satu-satunya yang bisa, dari yang tercepat dari semua sepupumu hanya ada Zen Ananta dari anak pamanmu yang sebanding denganmu tapi dia masih memasuki Alam Dasar pada umur tujuh tahun” ayahnya sangat riang saat berbicara, dia benar – benar sangat senang memikirkan bahwa anaknya adalah jenius.

Zen Kuranta masih terus tersenyum beberapa waktu hingga dia teringat sesuatu dan menatap Zen Kagendra lalu berbicara “Aku akan memaksukanmu ke perguruan Menggebrak Bumi tapi persyaratnya agak ketat, mereka hanya akan menerima Alam Dasar tingkat 6 sebelum berusia sepuluh tahun bagaimana menurutmu? tentu saja aku akan menyediakan semua sumberdayamu”

Zen Kagendra menatap ayahnya dan tersenyum “aku mampu, tapi sebelum itu aku ingin mengetahui tentang dunia sekitar bisakah aku membaca buku – buku tentang dunia? Dimana aku bisa membacanya?” Zen Kagendra berbicara dengan wajah menggemaskanya.

Ayahnya Zen Kuranta termenung sejenak lalu segera menanggapi “Ya tentu saja, kau bisa meminta pelayan untuk mengantarmu ke perpustakaan kerajaan disana juga ada metode metode beladiri termasuk metode kultivasi” ayahnya sedikit kaget dengan putranya, meskipun Zen Kagendra bisa berjalan saat umur delapan bulan yang merupakan hal yang menakjubkan untuk sebagian orang, tapi akan sangat aneh bila dia sudah ingin mengetahui hal-hal tentang dunia pada umur enam tahun, karena sewajarnya bocah berumur enam tahun hanya akan bermain setiap hari tanpa memikirkan apapaun.

“Enm, aku akan pergi” Zen Kagendra mengangguk tapi sempat berpikir metode kultivasi? Memang ada kultivasi sebanding dengan Naga Api Emas? Pikirnya dengan sedikit mengejek.

Setelah berbicara dia segera melompat dari kursinya dan menuju ke arah pelayan untuk meminta mengantar ke perpustakaan.

Setelah berjalan beberpa menit dia melihat pintu besar dan ada tulisan ‘Perpustakaan’ di atasnya, sebelah samping kiri pintu ada pria tua yang menjaga pintu dan tersenyum saat Zen Kagendra datang, dengan segera Zen Kagendra menuju berada di depa pria tua.

Pria itu menggunakan pakaian lengan panjang dengan janggut putihnya dia tersenyum ke arah Zen Kagendra yang berada di depannya dan berbicara “Anda jarang sekali terlihat di sekitar perpustakaan, apa Anda akan bermain disini hari ini? Disini bukan tempat bermain”

Pria tua itu salah satu dari petinggi di kerajaan Zen dia bertugas sebagai penjaga perpustakaan, tentu saja bisa di sebut petinggi karena tidak mungkin orang rendahan kerajaan Zen diperbolehkan menjaga perpustakaan.

Zen Kagendra lau tersenyum menjawab “Aku ingin membaca buku pengetahuan tentang informasi dunia ini, oh ya ayah mengatakan untuk juga mempelajari keterampilan beladiri dan metode kultivasi, di sebelah mana aku bisa membacanya?”

Pria tua itu sejenak melihat anak didepanya lalu dia tertegun bahwa anak didepanya adalah Alam Dasar tinkgkat 1, meski hanya kekuatan sepele tapi jika itu di miliki anak berumur enam tahun itu akan merupakan seorang anak jenius.

Pria tua itu menjawab “ahahahah tuan muda memang menakjubkan berumur enak tahun dan memiliki tingkat kultivasi Alam Dasar tingkat 1 itu merupakan sebuah kehormatan untuk keluarga kerajaan, silahkan silahkan saya tidak akan mengulur waktu lagi buku pengetahuan umum dunia ada di tingkat satu sebelah kanan sedangkan untuk buku keterampilan bela diri dan metode kultivasi ada di lantai dua, ada sedikit dari buku bela diri saya yakin Anda akan cepat menemukan yang cocok untuk Anda dan tetap ingat semua buku tidak boleh dibawah keluar, di lantai 2 ada kamar kamar kecil Anda bisa berlatih didalam”

Kagendra tersenyum dan mengangguk dan setelah itu dia langsung menuju sebelah kanan lantai 1 perpustakaan, dia melihat sekeliling dan segera memilih milih buku yang di inginkanya dia segera mengambil buku dan meletakkanya di meja.

Dia segera membuka buku dan mulai membaca, dunia ini bernama benua Andalas benua di bagi sembilan provinsi dan puluhan kerajaan setiap provinsi dimulai dari yang terkecil sampai terbesar bernama provinsi Padi, provinsi Besi, provinsi Sunda Kecil, provinsi Sunda, provinsi Kencana, provinsi Nusa, provinsi Barus, provinsi Kute, provinsi Mulk dan kerajaan Zen sekarang berada di bagian utara provinsi Besi yang merupakan kedua dari yang terkecil. Meski kerajaan Zen berada di provinsi kedua terkecil itu bukan berarti lemah, bila terjadi perang antara kerajaan dari provinsi Mulk dengan kerajaan Zen meski tidak sama sama hancur tapi kerajaan Zen masih akan mampu membuat kerugian amat besar terhadap kerajaan dari provinsi Mulk.

Setelah membolak balik buku Zen Kagendra tahu bahwa alam beladiri di kenal di dunia sekarang dibagi menjadi 7 tingkatan yaitu
- Alam Dasar (10 tingkat )
- Alam Prajurit ( 10 tingkat )
- Alam Panglima ( 10 tingkat )
- Alam Guru ( 8 tingkat )
- Alam Guru Besar ( 8 tingkat )
- Alam Raja ( 6 tingkat )
- Alam Kaisar ( 6 tingkat )
tapi untuk Alam Kaisar di buku tersebut hanya mitos karena hampir tak satupun di dunia ini mampu menempuh Alam Kaisar, dia juga segera mengerti bahwa ayahnya Zen Kuranta berada di Alam Guru tingkat 1, dia juga agak tertegun karena Alam Guru merupakan termasuk alam dengan strata tinggi di daerah sekitar itu brarti kebanyakan orang sekitar bukan lawan ayahnya.

Dia terus membolak balik buku dengan tanganya sampai dia menyadari bahwa infomasi tentang dunia dalam buku buku di perpustakaan masih terbatas, dia masih tidak mengetahui apa tingkat kekuatanya sebelum berenkarnasi dia bisa mendeskripsikan kekuatanya yang hanya dengan kibasan tangan bisa membelah lautan dia tidak bisa menahan lalu bergumam “apa tingkat kekuatan itu? Alam Kaisar? Aku kira lebih tinggi, tapi kenapa aku tidak mengingatnya? Kenapa yang ku ingat hanya cara bertempur dan metode kultivasi? Apa benar aku akan mengingatnya saat aku masuk Alam Raja?” dia masih merenung murap dan tampak lesu “Alam Raja? Bukankah itu alam puncak dunia ini? Sudahlah abaikan selanjutnya aku akan hanya perlu menjadi kuat dan berlatih” gumamnya.

Meletakkan kembali buku ke rak dia mulai berjalan ke lantai 2 dan melihat area sekitar dia menatap rak metode kultivasi dia melihat buku buku yang ada di rak, rak di bertingkat tiga yang paling bawah adalah keterampilan metode kultivasi tingkat perunggu rendah & menengah, atasnya lagi metode kultivasi tingkat perunggu atas, dan paling atas adalah metode kultivasi tingkat perak rendah & menengah.

Metode kultivasi, keterampilan beladiri, senjata dibagi menjadi tingkat perunggu, perak, emas, berlian dan setiap tingkat di bagi menjadi rendah, menengah, atas. Untuk kerajaan setidaknya harus ada tingkat perunggu karena untuk menukung setiap generan yang akan mendatang. Zen Kagendra segera memilih buku buku tingkat perak menengah dan disana hanya dan buku, bernama metode mekar anggrek merah, metode petir langit, metode gemuruh angin, metode menara api. Setiap metode bisa mengisi tenaga dalam pada tubuh dan membuka dan memperlancar 18 meridian, Zen Kagendra kaget lalu bergumam “Hanya 18? Sedangkan Naga Api Emas bisa membuka 52? Lalu tingkat apa itu? Berlian? Atau lebih tinggi? Cih lalu siapa aku sebenarnyadi kehidupan sebelumnya?”

Share: