Wednesday, April 26, 2017

Defying World Chapter 26


Chapter 26

Memasuki Lapisan Tengah Gunung Kelud


Waktu cepat berlalu, sudah dua hari sejak Zen Kagendra menyelamatkan Kembang Laras, Kembang Asih dan Rahmah Asih.

Matahari sudah bersinar menggantikan malam gelap di hutan lapisan luar gunung kelud.

Pagi ini Zen Kagendra masih duduk berkultivasi di bagian terdalam gua, dia masih mengoperasikan Naga Api Emas dan tak henti – hentinya menyerap secara besar - besaran energi alam di sekitarnya.

Ketika Zen Kagendra masih terus mengoperasiikan Naga Api Emas, Zen Kagendra merasakan ada langkah kaki yang mendekat ke arahnya.

Setelah beberapa saat langkah kaki itu berhenti beberapa belas meter dari Zen Kagendra, langkah kaki itu milik Kembang Laras, dia ingin mengingatkan Zen Kagendra bahwa sudah tiba waktunya berangkat memasuki lapisan tengah gunung Kelud dan menemukan warisan keluarga Kembang.

Tapi bagaimana Kembang Laras berani dengan mudah untuk menganggu Zen Kagendra yang sedang berkultivasi, apalagi sebelumnya Zen Kagendra sudah memperingatkan bahwa tidak boleh menganggunya.

Tapi Zen Kagendra sudah menyadari beberapa menit yang lalu bahwa ada seseorang yang berjalan ke arahnya tapi berhenti beberapa belas meter darinya.

Zen Kagendra juga mengetahui bahwa orang itu adalah Kembang Laras yang sekarang sedikit gugup untuk mencoba memanggilnya.

Menghadapi seorang perempuan seperti Kembang Laras, Zen Kagendra tidak ingin terlalu mengintimindasinya, dia segera perlahan membuka matanya dan berhenti berkultivasi.

Setelah berhenti berkultivasi, Zen Kagendra menatap Kembang Laras dengan wajah acuh, diapun berkata, “Sudah waktunya yah, aku terlalu asik dengan kultivasiku”

Selesai berbicara Zen Kagendra bangun dari posisi duduknya dan berjalan ke arah Kembang Laras.

Kembang Laras yang sebelumnya khawatir tentang janji Zen Kagendra untuk membantunya, segera memberikan senyum pada Zen Kagendra.

Saat mereka melangkah keluar gua, terlihat Rahmah Kusdi dan Kembang Asih sudah bersiap di luar gua, dua kelompok ini akan berpisah disini, jadi mereka harus mengucapkan beberapa salam perpisahan untuk beberapa hari.

“Saudara Laras, tolong hati – hati, lapisan tengah gunung Kelud banyak di huni binatang setan pada alam yang lebih tinggi”, Kembang Asih mencoba mengingatkan Kembang Laras dengan rasa sayang.

“Enm, kalian juga hati – hati, setelah kembali, segeralah kembali ke perguruan, aku akan menemui kalian disana”, Kembang Laras mengangguk dan menjawab.

Melihat dua perempuan sudah mengucapkan salam, Rahmah Kusdi tersenyum lalu berbicara,

“Baiklah, saudara perempuan Kembang Laras, saudara Zen Kagendra, kita kami berangkat”

“Ya”, Zen Kagendra dan Kembang Laras menjawab salam perpisahan Rahmah Kusdi

Kembang Asih dan Rahmah Kusdi berbalik lalu segera melaju menjauh dari Zen Kagendra dan Kembang Asih.

Tingkat kultivasi mereka pada Alam Prajurit, hanya butuh beberapa detik dan mereka sudah tak terlihat oleh pandangan Kembang Laras dan Zen Kagendra.

Setelah Kembang Asih dan Rahmah Kusdi yang menuju arah keluar gunung sudah tak terlihat oleh pandangan Zen Kagendra, Zen Kagendra tanpa berbicara mulai melangkah berjalan ke arah lapisan tengah gunung.

Melihat Zen Kagendra sudah berjalan ke arah lapisan tengah gunung Kelud, Kembang Asih yang sebelumnya masih memandang ke arah Rahmah Kusdi dan Kembang Asih segera mengikuti di belakang Zen Kagendra.



Waktu cepat berlalu, sudah beberapa jam sejak Zen Kagendra dan Kembang Laras menuju ke arah lapisan tengah gunung Kelud dari gua milik Zen Kagendra.

Mereka saat ini sudah memasuki sisi luar lapisan tengah, dalam perjalan ke lapisan tengah gunung Kelud Zen Kagendra dan Kembang Asih menemui beberapa binatang setan Alam Prajurit.

Tentu saja binatang setan Alam Prajurit bukanlah hambatan untuk Zen Kagendra, bahkan dengan kemampuan Zen Kagendra yang sekarang, dia hanya membutuhkan beberapa langkah untuk mengalahkan binatang setan tahap akhir.

Kembang Laras sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menunjukkan kemampuan bertempurnya, jadi dia sedikit bosan dan merasa rendah diri pada Zen Kagendra.

Tapi tidak hanya itu, diam – diam juga Kembang Laras kagum dengan kemampuan tempur Zen Kagendra, dari sekian pendekar yang menganggap diri mereka jenius.

Kembang Laras sangat yakin bahwa kejeniusan Zen Kagendra bukanlah pada tingkat yang sama, jika jenius pada tingkat Alam Prajurit yang sama menantang Zen Kagendra, jenius itu pasti sudah di injak – injak dibawah kaki Zen Kagendra.

“Aarraeerrr”, suara geraman binatang setan terdengar dari samping kiri Zen Kagendra dan Kembang Laras.

Kembang Laras yang sebelumnya melamun sedikit, segera tersadar dan melakukan tindakan defensif, dia segera mengambil pisau pendek dari gelang penyimpananya dan mendekat ke arah Zen Kagendra.

Zen Kagendra yang lebih dulu memegang pedangnya dan sedikit waspada memandang ke asal suara yang berada di semak – semak samping kirinya.

“Aaaaarreeeer”, ada sebuah sosok binatang kuning yang tiba – tiba melompat ke arah Zen Kagendra.

Zen Kagendra yang melihat seekor binatang setan mencoba menerkamnya, dia juga segera melompat ke arah binatang setan.

Keduanya hampir bertabrakan di udara, tapi beberapa saat keduanya akan bertabrakan, Zen Kagendra segera mengayunkan kaki kirinya untuk menendang binatang setan ke arah kananya.

“Buukk”, suara tendangan Zen Kagendra tepat mengenai leher binatang setan.

Binatang setan yang menerima tendangan kaki kiri Zen Kagendra tertendang dan terpental ke arah kanan Zen Kagendra, binatang setan itu jatuh terpelanting ke tanah.

“Aeeeerrrreeeerrr”, setelah beberapa saat binatang itu menggeram lagi, kondisinya tidak terluka meskipun sudah di tendang keras oleh Zen Kagendra.

Melihat binatang setan beberapa langkah di depanya, Kembang Laras yang berada dua langkah dari Zen Kagendra segera mengenali bahwa binatang setan yang menyerang adaah berjenis macan kumbang berbulu kuning.

Macan kumbang kuning di depan mereka adalah setinggi 2 meter dan panjangnya tidak kurang dari 3 meter, dengan sekilas mereka segera mengenali bahwa binatang setan di depan mereka adalah binatang setan Alam Panglima tahap awal. 
Zen Kagendra berbicara pelan ke Kembang Laras,

“Saudara perempuan Kembang Laras, sepertinya binatang setan ini tidak akan semudah binatang setan sebelumnya”

Kembang Laras yang mendengar Zen Kagendra, semakin erat mencengkram gagang pisau pendek miliknya, dia juga menyadari bahwa binatang setan lebih kuat dari pada pendekar pada tahap yang sama.

Kembang Laras menyembunyikan sedikit rasa panik di dalam hatinya, apalagi setelah mendengar peringatan Zen Kagendra, dia ingin menyampaikan rencana formasinya ke Zen Kagendra.

“Tuan Zen Ka-“, Suara Kembang Laras terhenti sebelum menyelesaikan kalimatnya, dia berhenti berkata saat menatap wajah Zen Kagendra dari samping, dia tertegun ketika melihat ekspresi Zen Kagendra yang tidak panik dan malah memasang ekspresi menyeringai.





Share:

5 comments:

  1. Ceritanya mirip novel novel dari cn -_- Plagiat cerita?

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. logika sederhana dari sekian banyak novel cina konsepnya sama, yaitu pendekar yang mempunyai tingkatan kekuatan dan alam kuno, apakah semua novel cina itu saling berplagiat?

      Delete