Sunday, April 23, 2017

Defying World Chapter 18

Chapter 18

Berburu Cepat


Empat serigala adalah serigalah berjenis serigala berwarna biru gelap, itu merupakan jenis yang sama yang sebelumnya di bunuh oleh Zen Kagendra, tapi perbedaanya serigala yang menyerang mempunya bintik hitam di dahi mereka.

Serigala mengepung harimau kuning yang merupakan jenis harimau pemburu yang aktif pada malam hari, kemungkinan serigala lah yang berencana untuk menyerang harimau yang sedang tidur siang.

Mengamati pertarungan, Zen Kagendra berada sekitar 200 meter dari tempat pertarungan, Zen Kagendra tidak ingin mengganggu pertarungan, dia mengamati hanya untuk menikmati pertarungan dan ketika salah satu dari kubu menjadi pemenang, dia akan maju dan membunuh binatang setan yang menang.

Empat serigala menerkam bersama dan membuka rahangnya yang penuh air liur ke arah empat kaki hari mau.

“Raaaaaeeerrrr....”, suara harimau yang kesakitan karena tidak bisa menghindar, meski harimau adalah hewan yang lebih kuat dari pada serigala.

Tapi semua hewan berkaki empat hanya bisa menggunakan kakinya sebagai pusat gerakan, ketika empat kakinya terkunci atau tertangkap, kekuatan hewan itu akan lumpuh dan hanya menunggu kematianya.

Ke empat serigala menggigit empat kaki hari mau dan menarik ke empat arah berbeda.

Harimau yang panik mencoba untuk membebaskan diri tapi itu sia – sia, gigitan serigala sudah hampir memutus ke empat kaki harimau.

“Crack” ”Raaaaeeerrrr....”, suara kaki harimau kuning yang putus dan di ikuti rintihan kesakitan harimau kuning.

Tapi tidak selesai di situ, melihat pemimpinya sudah berhasil menggigit putus salah satu kaki harimau kuning, ke tiga serigala segera menarik tiga kaki harimau kuning yang tersisa dengan lebih keras.

“Crack”

“Crack”

“Crack”

“Rrraeeeerrrr...”

Ketiga kaki yang tadinya di gigit dan ditarik ke tiga arah oleh serigala akhirnya putus dan di ikuti rintihan harimau kuning, harimau kuning yang kehilangan kaki hanya bisa mengejang di tanah, darah harmau kuning mengalir sangat deras dari ke empat kaki harimau yang putus.

Melihat pemenang pertarungan sudah di tentukan, Zen Kagendra segera dengan cepat berlari mendekat.

Dengan pedang di tanganya dia menargetkan kepala salah satu serigala terdekat, dia menebaskan pedangnya ke arah kepala salah satu serigala.

“Puuufff...”

Suara pedang yang menembus daging terdengar, sayangnya pada detik terakhir serangan Zen Kagendra sedikit di hindari oleh serigla, serangan yang sebelumnya di targetkan pada kepala serigala bergeser pada bahunya.

Melihat seranganya meleset, Zen Kagendra langsung meluncur ke depan menggunakan Bayangan Hantu ke arah serigala yang terluka.

“Ding..”

“Ding..”

Serigala yang terluka itu masih tidak mau menyerah, dia menggunakan cakarnya dan telapak kakinya untuk memblokir serangan Zen Kagendra.

Ketika serangan pedangnya di blokir, Zen Kagendra menggeser kakinya ke samping dan memutar tubuhnya dengan pusat adalah kakinya yang berser, dia memutar tubuh dan mendapatkan sudut untuk langsung menusuk bagian belakang kepala serigala.

“Puuuuffff...”

Kepala serigala langsung tertusuk dan mati seketika, tapi tepat setelah itu pemimpin serigala langsung melompat menerkam ke arah tangan Zen Kagendra.

Pedang Zen Kagendra masih tertancap pada leher serigala, dia tidak mempunyai waktu untuk menarik pedangnya dari leher serigala yang mati.

Tapi Melihat pemimpin serigala yang melompat menerkam ke arahnya, Zen Kagendra melompat menggunakan tubuh serigala yang mati dan salto untuk memberikan tendangan pada kepala pemimpin serigala.

“Bukk... ”

“Rrraeeeerrr”, pemimpin serigala kehilangan keseimbangan dan mundur kebelakang, tapi tidak berhenti disitu, kedua serigala yang sebelumnya tidak bisa mengikuti reflek pemimpin serigala, sekarang sudah melompat dan mengarahkan cakarnya ke arah Zen Kagendra.

Zen Kagendra menarik pedangnya dari leher serigala dan menangkis cakar yang diarahkan padanya.

“Diiing..”

“Diinng..”

Setelah menangkis cakar dari kedua serigala, masing – masing kedua serigala dan Zen Kagendra melompat mundur kebelakang.

Semua ketiga serigala sekarang berkumpul, mereka menatap tajam pada Zen Kagendra seakan ingin mencabik – cabiknya, membunuh anggota dari kelompoknya di depan mata mereka, semua mahkluk hidup pasti akan marah kepada sang pembunuh.

Melihat tatap sengit ketiga serigala, Zen Kagendra hanya tersenyum menyeringai

“Kemarilah, bermainlah dengan pedang cepatku”, setelah berbicara Zen Kagendra melompat ke depan dan menyerang salah satu serigala biru gelap.

Menanggapi serangan Zen Kagendra, ketiga serigala berburu gelap juga melompat ke arah Zen Kagendra, mereka mengangkat cakarnya dan membuka rahangnya untuk menerkam Zen Kagendra.

Zen Kagendra menangkis serangan cakar ketiga serigala,

“Ding..”

“Ding..”

“Ding..”

Tangkisan Zen Kagendra lebih kuat, dan ketiga serigala terbang mundur karena terpental.

Melihat ketiga tubuh serigala masih di udara, Zen Kagendra yang sudah menginjakkan kakinya di tanah segera bergerak dengan keterampilan Bayangan Hantu maju ke depan.

“Puuuff..”, Zen Kagendra membelah salah satu serigala berburu gelap, tapi setelah itu pemimpin serigala meloncat ke arah Zen Kagendra.

Zen Kagendra mengerutkan kening dan memukul kepala pemimpin serigala dengan tangan kirinya.

“Bbuukkk”, suara keras pukulan, pukuran Zen Kagendra yang mempunya kekuatan ribuan kilo menghantam kepala pemimpin serigala, peimimpin serigala terbang ke belakang.

Zen Kagendra tidak membuang waktu, dia meloncat ke arah serigala lainya di dekatnya dan mengarahkan tebasan pedangnya pada leher serigala.

Serigala biru gelap menyadarinya dan mencoba untuk menangkis pedang Zen Kagendra dengan kedua cakar kakinya, tapi bagaimana Zen Kagendra membiarkanya.

Zen Kagendra berakselersi dengan tumpuan kaki kirinya ke arah kanan dengan cepat, kaki kananya menginjak tanah dan kembali berakselerasi ke samping kepala serigala berburu gelap, kali ini Zen Kagendra menargetkan tebasan pada leher serigala biru gelap untuk memenggalnya dengan sekali tebasan.

“Puuufff..”

Tebasan pedang Zen Kagendra mendarat akurat di leher serigala biru gelap, Zen Kagendra sukses memenggal kepalanya dengan satu tebasan. Sekarang Zen Kagendra menoleh kekanan dan menatap pemimpin serigala biru gelap, Zen Kagendra tersenyum dan berbicara, “Kemarilah, ayo sudahi ini”
 
 
 
Share:

0 komentar:

Post a Comment