Sunday, April 23, 2017

Defying World Chapter 17

Chapter 17

Berburu


Sudah beberapa minggu berlalu sejak Zen Kagendra keluar dari kerajaan Zen, kuda yang dia tunggangi sudah dia lepaskan, karena kuda biasa tidak akan bisa mengimbangi lelah perjalananya.

Dia melanjutkan perjalananya dengan berlari, meskipun hanya anak berumur 7 tahun, kecepatan lari Zen Kagendra sudah bisa dianggap tingkat atas untuk orang biasa, tentu saja dia tidak menggunakan keterampilan Bayangan hantu, karena berlari menggunakan keterampilan hanya akan membuang energi.

Setelah melewati beberapa kerajaan dan kota, Zen Kagendra mulai melihat tampilan jalan masuk dari gunung kelud di depanya.

Dia segera melangkah menyusuri jalan masuk gunung Kelud, dari informasi sekitar yang sebelumnya dia kumpulkan, gunung kelud di bagi tiga lapisan.

Lapisan pertama adalah lapisan luar, umumnya kekuatan binatang setan pada lapisan luar hanya pada Alam Dasar dan Alam Prajurit. Lapisan kedua adalah lapisan tengah, yang umumnya di huni oleh binatang setan Alam Panglima dan Alam Guru. Sedangkan untuk lapisan terakhir adalah lapisan inti, lapisan inti ini di huni oleh binatang setan Alam Guru, Alam Besar Guru, dan Alam Raja.

Rumor mengatakan bahwa penguasa lapisan inti pada gunung Kelud adalah seekor binatang setan berjenis ular phyton yang panjangnya lebih dari 300m. Ular Phyton ini sudah bertransformasi dan bisa berbicara dengan bahasa manusia, sehingga kepala perguruan sekitar, yaitu kepala perguruan Menggebrak Bumi bernegosiasi denganya agar tidak keluar dari lapisan inti gunung kelud.

Tentu saja ini hanya rumor, dan perlu kepala atau petinggi perguruan Menggebrak Bumi sendiri untuk mengkomfirmasinya, tapi setiap orang akan tidak mau terlalu repot – repot dengan urusan orang – orang kuat.

Sementara itu setelah beberapa jam berjalan menyusuri jalan masuk gunung kelud, dan telah memasuki lapisan luar gunung kelud Zen Kagendra sudah bertarung dengan dua binatang setan yang berjenis serigala biru gelap dan banteng besi.

Saat ini ada seorang pemuda menggunakan pakaian merah gelap polos berlengan panjang memegang pedang panjang dan berdiri di hadapan beruang raksasa yang tingginya hampir empat meter.

Pemuda itu tidak lain ada Zen Kagendra dengan pedang panjang di tanganya, saat dia telah membunuh banteng besi, ada seekor beruang bertaring panjang datang ke arahnya yang sepertinya tertarik dengan pertarungan.

Tapi pertarunganya sudah selesai dengan kemenangan mutlak oleh Zen Kagendra, melihat banteng besi yang sudah terbaring di tanah, beruang tidak kembali dan malah mencoba menyerang Zen Kagendra.

Zen Kagendra dalah seorang veteran tempur tentu saja dia melawan dengan sedikit usahanya.

“Ayo maju gendut”, Zen Kagendra melangkah ke depan dengan wajah mengejek, saat dia melangkah dia mengoperasikan keterampilan Bayangan Hantu.

Dengan cepat Zen Kagendra sudah berada di samping beruang bertaring tajam, dia segera menebaskan pedangnya ke arah bahu beruang bertaring tajam.

“Raaarrr”, suara raungan kesaikitan dan darah merah mengalir dari bahu beruang bertaring tajam.

Beruang bertarung tajam yang telah terluka mengayunkan tanganya ke kanan dan mendorong ke arah perut Zen Kagendra, beruang bertaring tajam menargetkan perut Zen Kagendra sebagai titik serangan.

Melihat berungan bertaring tajam akan menyerangnya, Zen Kagendra melangkah ke samping dan memutar posisi pedang pada telapak tanganya, seketika dia menebas dan menargetkan leher beruang bertaring tajam.

“Puff..”, Suara tusukan terdengar saat pedang Zen Kagendra menebas leher beruang bertaring tajam.

Darah mengalir deras dan setelahnya tubuh beruang terhuyung – huyung dan rutuh.

“Buuuukkk”, tubuh beruang bertaring tajam runtuh ke tanah.

Melihata beruang bertaring tajam yang sudah runtuh ke tanah Zen Kagendra melangkah mendekatinya dan membelah kepalanya untuk mengambil inti binatang setan beruang bertaring tajam.

Setelah mengambil inti binatang setan, dia segera mengambil tempat kosong dan duduk dengan posisi bermeditasi.

Zen Kagendra mengoperasikan Naga Api Emas dan menyerap inti binatang setan beruang bertaring tajam dan banteng besi, sebelumnya dia juga sudah menyerap inti binatang setan serigala biru gelap, tapi untuk banteng besi dia belum menyerapnya karena secara kebetulan langsung bertemu beruang bertaring tajam.

Energi alam di sekeliling Zen Kgendra dan energi dua inti binatang setan mengalir deras ke dalam tubuh Zen Kagendra.

8%.... 12%....16%.... 20%.... 22%...., energi yang mengalir ke tubuh Zen Kagendra berhenti mengalir ke tubuhnya dan dia perlahan membuka matanya.

‘Setelah au memasuki Alam Prajurit ada indikator tingkat kesuksesan dalam setiap tingkat yang terekam dalam pikiranku, ini akan sangat membantu, tapi juga akan membuat beberapa orang depresi’, Zen Kagendra berpikir tentang energi yang dia dapat dari menyerap energi alam dan ini binatang setan.

Tingkat Alam Prajurit benar – benar berbeda dari Alam Dasar, sebelumnya pada saat Zen Kagendra masih di Alam Dasar, satu inti binatang setan Alam Prajurit pemimpin kera api bisa membuatnya naik 1 tingkat.

Tapi pada saat di Alam Prajurit satu inti binatang setan Alam Prajurit hanya bisa mengisi kultivasinya sebanyak 7% dan jika dia hanya menyerap energi alam tanpa menggunakan inti binatang setan, akan butuh empat belas hari untuk mengumpulkan energi sebanyak 7%, itu merupakan perbandingan yang membuat Zen Kagendra sakit hati.

‘Huh lupakan, aku hanya perlu menjadi lebih kuat dan memburu lebih banyak binatang setan untuk meningkatkan kekuatanku’, Zen Kagendra berbicara di pikirana untuk menghibur dirinya sendiri.

“Baiklah, selanjutnya kembali berburu”, selesai berbicara mengamati daerah sekitar dan menoleh ke arah selatan dan berlari kesana.

Setelah beberapa saat berlari ke arah selatan, Zen Kagendra segera melihat beberapa serigala sedang mengepung dan menyerang harimau kuning.

Meski terlihat jelas bahwa harimau kuning lebih kuat dari serigala, tapi kemungkinan itu sudah tertutupi oleh jumlah serigala yang mencapai 4 ekor serigala dan salah satunya adalah serigala pemimpin, karena terlihat warnanya yang agak lebih gelap daripada yang lain.

Zen Kagendra berpikir sejenak laru menarik kesimpulan bahwa dia hanya akan muncul di akhir setelah sudah di tentukan siapa pemenang di antara mereka. Melihat beberapa langkah yang di buat oleh beberapa serigala, Zen Kagendra tertegun sejenak lalu berkata, “sebernarnya serigala ini bisa mengatur kelompoknya sedemikian rupa?”
 
 
 
Share:

0 komentar:

Post a Comment